Benarkah manusia takut mati ? Sepertinya memang banyak diantara kita yang merasa takut dan khawatir dengan yang namanya kematian. Jika asumsi ini benar, maka pertanyaannya adalah mengapa manusia takut mati ?
Ketakutan manusia terhadap mati karena :
Pertama,kurang atau tidak adanya ilmu tantang mati. Keadaan mati dan hidup sesudah mati adalah gelap, sehingga mati adalah menempuh kegelapan yang tiada tara. Semua orang takut menempuh tempat gelap dan tidak diketahuinya. Bisa juga karena pengetahuannya belum lengkap tentang kematian. Seperti yang banyak dialami oleh kita saat ini. Selama ini yang kita ketahui tentang kematian itu sangat sakit rasanya. Malaikat datang kepada kita dalam keadaan dan bentuk yang mengerikan dan seterusnya.
Gambaran seperti ini mungkin benar terjadi bagi orang yang tidak mengakui keberadaan Tuhan. Akan tetapi bagi seorang muslim yang taat, kematian merupakan peristiwa yang menyenangkan dan penuh ketenteraman.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Allah Swt berfirman.”(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al-Hadid[57]:22-23).
Kedua, karena dosa dan kesalahan yang sudah bertumpuk. Takut disiksa karena perbuatan jahatnya itu. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa ada hamba-hamba Allah yang tidak merasa takut dengan kematian, melainkan rindu. Ruh yang merindukan kehidupan abadi dan kesenangan yang hakiki. Diantara mereka adalah Yusuf dan Ibrahim. Kerinduan Nabi Yusuf a.s terganbar dalam ayat :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya ENgkau sudah beri kepadaku kerajaan (kekuasaan) dan telah ENgkau ajarkan kepadaku akan takwil mimpi. Hai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, Engkaulah penjagaku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan seorang muslim, dan hubungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh.” (QS. Yusuf [12] : 101).
Demikian juga kerinduan Nabi Ibrahim a.s :
“Ya Tuhanku, berilah kepadaku hokum dan hubungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh. Jadikanlah bagiku lidah kebenaran bagi orang-orang yang dating kemudian. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh nikmat itu.”(QS. Al-Syura [42] : 73-75).
Tidak takut dengan kematian bukan berarti memohon kepada Tuhan agar DIa segera mencabut nyawa kita. Seperti halnya orang yang tidak takut kepada hantu, tidak berarti ia menantang untuk bertemu dengan hantu.
Diriwayatkan dari Anas r.a: Rasulullah Saw bersabda :
“Janganlah seseorang mengharap-harapkan kematian karena ditimpa suatu kesusahan. Kalau ia tidak boleh tidak atau terpaksa, hendaklah berkata,”Wahai Allah, panjangkanlah umurku kalau hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati itu lebih baik bagiku.”.
Tidak takut dengan kematian adalah tuntutan agama karena manusia tidak boleh menentang hokum Tuhan. Kematian adalah Sunnatullah. Jika rasa takut seseorang karena sebab dosa dan kesalahan, maka sebaiknya segera memperbaiki diri. Kembali ke jalan Tuhan dan menjalankan hidup sesuai aturan-Nya akan memberikan ketenteraman hati dan keyakinan akan cinta-Nya kepada kita